Liga Indonesia Pertahankan Regulasi Suporter Tandang
Regulasi Suporter Tandang masih berlaku di Liga Indonesia musim 2025. PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) memutuskan untuk tidak mencabut aturan ini demi menjaga ketertiban dan keamanan selama kompetisi berlangsung. Mereka pertama kali memberlakukan regulasi ini pada musim sebelumnya sebagai respons atas sejumlah insiden yang melibatkan kelompok suporter.
Dengan mempertahankan aturan tersebut, PSSI berharap atmosfer pertandingan menjadi lebih aman dan nyaman, terutama bagi penonton netral dan keluarga yang hadir di stadion.
Tujuan Utama: Menekan Potensi Kerusuhan
PSSI ingin mengurangi potensi bentrokan antarsuporter yang sering terjadi di laga-laga besar, seperti derby dan pertandingan rivalitas tinggi. Dengan melarang atau membatasi kehadiran suporter tandang, penyelenggara dapat mengurangi risiko konflik langsung di sekitar stadion.
LIB telah bekerja sama dengan kepolisian daerah untuk memperkuat pengamanan di setiap pertandingan. Mereka juga menyediakan saluran komunikasi langsung dengan klub untuk mengatasi potensi gesekan sejak dini.
Pro dan Kontra di Kalangan Suporter
Banyak suporter menyayangkan kebijakan ini karena membatasi mereka dalam mendukung langsung tim kebanggaan di laga tandang. Namun, sebagian pihak memahami pentingnya keamanan di atas segalanya. Selain itu, Beberapa komunitas suporter bahkan sudah menginisiasi dialog dengan PSSI untuk menciptakan sistem pengawasan bersama.
Sebagai alternatif, klub mulai menyediakan ruang nonton bareng resmi di kota asal masing-masing agar suporter tetap bisa menikmati pertandingan bersama secara aman dan tertib.
Evaluasi dan Peluang Revisi
PSSI terus memantau situasi di lapangan. Erick Thohir menegaskan bahwa pihaknya terbuka terhadap revisi kebijakan jika kondisi mendukung. Jika para pendukung mampu menunjukkan kedewasaan dan sikap sportif, maka larangan kehadiran suporter tandang bisa saja dicabut di masa depan.
Kesimpulan
Regulasi Suporter Tandang menjadi langkah preventif yang penting dalam menjaga stabilitas kompetisi. Meskipun menimbulkan pro dan kontra, kebijakan ini terbukti efektif meredam potensi konflik. Dengan kerja sama antara PSSI, klub, dan suporter, masa depan sepak bola Indonesia bisa lebih damai dan profesional.